Pada
suatu malam di bulan Ramadan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam keluar
menuju masjid untuk mendirikan shalat malam. Lalu datanglah beberapa sahabat
dan bermakmum di belakang beliau.
Ketika
Shubuh tiba, orang-orang berbincang-bincang mengenai hal tersebut. Pada malam
selanjutnya, jumlah jamaah semakin bertambah daripada sebelumnya.
Demikianlah seterusnya hingga tiga malam
berturut-turut. Pada malam keempat, masjid menjadi sesak dan tak mampu
menampung seluruh jamaah.
Namun
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tak kunjung keluar dari kamarnya.
Hingga fajar menyingsing, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam baru keluar
untuk menunaikan shalat Shubuh. Selepas itu beliau berkhutbah, “Saya telah
mengetahui kejadian semalam. Akan tetapi saya khawatir shalat itu akan
diwajibkan atas kalian sehingga kalian tidak mampu melakukannya.”
Akhirnya
shalat malam di bulan Ramadhan dilaksanakan secara sendiri-sendiri. Kondisi
seperti itu berlanjut hingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat.
Demikian
pula pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan awal kekhalifahan Umar bin Khattab.
Baru kemudian pada tahun ke-4 Hijriah, Khalifah Umar berinisiatif untuk
menjadikan shalat tersebut berjamaah dengan satu imam di masjid.
Beliau
menunjuk Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dariy sebagai imamnya. Khalifah Umar lalu
berkata, “Sebaik-baik bid’ah adalah ini.”
Imam
Abu Yusuf pernah bertanya kepada Imam Abu Hanifah tentang shalat tarawih dan
apa yang diperbuat oleh Khalifah Umar.
Imam
Abu Hanifah menjawab, “Tarawih itu sunnah muakkadah (ditekankan). Umar tidak
pernah membuat-buat perkara baru dari dirinya sendiri dan beliau bukan seorang
pembuat bid’ah. Beliau tak pernah memerintahkan sesuatu kecuali berdasarkan
dalil dari dirinya dan sesuai dengan masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam.
Umar
telah menghidupkan sunnah ini lalu mengumpulkan orang-orang pada Ubay bin Kaab
lalu menunaikan shalat itu secara berjamaah, sementara jumlah para sahabat
sangat melimpah
Baik
dari kalangan Muhajirin maupun Anshar, dan tak satu pun yang mengingkari hal
itu. Bahkan mereka semua sepakat dan memerintahkan hal yang sama.”