Interpretasi
adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan
sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu
peristiwa. Sejarah sebagai suatu peristiwa
dapat diungkap kembali oleh para sejarawan melalui berbagai sumber, baik berbentuk data, dokumen perpustakaan, buku,
berkunjung ke situs-situs sejarah atau wawancara, sehingga dapat terkumpul dan mendukung
dalam proses interpretasi.
Dengan
demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah melakukan
interpretasi atau penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh dari
berbagai sumber.
Interpretasi
dalam sejarah adalah penafsiran terhadap suatu peristiwa, fakta sejarah, dan
merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk akal. Penafsiran fakta harus bersifat
logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas
satu sama lainnya dapat disusun dan dihu-bungkan menjadi satu kesatuan yang
masuk akal.
Bagi
kalangan akademis, agar dapat menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif,
harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat subjektif.
Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para akademisi juga
dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan. Proses
interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta
dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan
topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah.