PARA
ulama terdahulu, banyak yang bias diambil tauladan dalam persoalan kekhusyuk
dalam shalat. Tak jarang saat
menjalankan shalat dengan khusyuk, Allah
menunjukkan keaguangan-Nya berupa hal-hal yang terkadang sulit dinalar
yang berlaku pada para ulamanya tersebut. Inilah 6 ulama yang kekhusyukkan
shalatnya bsa diambil ibrah bagi kita semua.
Ar Rabi’ bin Khutsaim
Ar
Rabi’ bin Khutsaim adalah seorang tabi’in yang dikenal amat khusyu’ dalam
shalatnya. Hingga suatu saat seorang laki-laki yang biasa pergi ke masjid lebih
awal menjumpai Ar Rabi’ bin Khutsaim sedang sujud.
Laki-laki
itu pun menyatakan,”Ar Rabi’ bin Khutsaim jika bersujud seperti pakaian yang
teronggok, hingga datang burung-burung pipit dan hinggap di atas tubuhnya.”
(Shifat Ash Shafwah, 3/ 39)
Amir bin Abdillah
Amir
bin Abdillah adalah ulama yang amat dikenal dengan kekhusyukan dalam shalatnya.
Saat beliau sedang melaksanakan shalat, terkadang anak perempuan beliau menabuh
rebana dan para wanita berbicara semau mereka di rumah beliau, sedangkan beliau
tidak mendengarnya.
Hingga
suatu saat ada yang bertanya kepada Amir bin Abdillah apakah pernah terlintas
pikiran saat beliau shalat. Maka beliau menjawab,”Ya, yakni posisiku di hadapan
Allah dan tempat kembaliku menuju salah satu dari dua kampung (surga atau
neraka)”. (Ihya Ulumuddin, 1/242)
Amir
bin Abdillah suatu saat melaksanakan qiyam. Tiba-tiba ada wujud seekor ular
yang masuk dari bawah gamisnya, lalu keluar dari saku, namun tidak mencelakai
beliau.
Ketika
ada yang bertanya,”Kenapa engkau tidak mengibaskan ular itu darimu?” Amir Bin
Abdillah yang merupakan seorang ahli ibadah di kalangan tabi’in ini
menyampaikan,”Aku benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada
selan Dia”.
Amir
bin Abdillah suatu saat ketika hendak wafat, beliau menangis. Mereka yang datang
pun bertanya,”Apakah Anda menangis karena sakit saat sakaratul maut?” Amir bin
Abdillah pun menjawab,”Aku menangis bukan karena sakitnya mati atau memberati
dunia, namun karena aku tidak bisa lagi mendirikan qiyam al lail di musim
dingin”. (Shifat Ash Shafwa, 3/202).
Bagi
kebanyakan manusia qiyam al lail di musim dingin adalah amalan yang amat berat.
Namun Amir bin Abdillah telah merasakan nikmatnya, hingga hal itu yang
ditangisi beliau saat hendak wafat.
Abu Abdullah Al Marwazi
Abu
Bakr Muhammad bin Ishaq mengisahkan,”Aku tidak mengetahui siapa yang shalatnya
lebih bagus daripada Abu Abdullah Al Marwazi. Telah sampai kepadaku kabar bahwa
suatu saat ada seekor zunbur (kumbang penyengat) menyengat dahinya, hingga
darah mengalir ke wajahnya, namun ia tidak bergerak sama sekali (Shifat Ash
Shfwah 4/130).
Mansur bin Al Mu’tamir
Mansur
bin Al Mu’tamir memiliki seorang tetangga wanita, yang memiliki dua anak
perempuan yang biasa naik ke atas atap di malam hari di saat manusia terlelap
dalam tidurnya.
Suatu
saat salah satu anak perempuan tetangga itu bertanya kepada ibunya
tersebut,”Wahai ibu, untuk apa tiang yang aku saksikan berada di atas atap si
fulan itu?”
Sang
ibu pun menjawab,”Wahai anakku, itu bukanlah tiang, itu adalah Manshur yang
sedang shalat semalam suntuk dengan satu rakaat.” (Shifat Ash Shafwah, 3/113)
Amru bin Utbah
Amru
bin Utbah merupakan seorang tabi’in yang dikenal dengan kekhusyukan dalam
shalat. Suatu saat beliau bersama beberapa sahabatnya mengikuti sebuah
peperangan. Dan saat itu budak beliau mendapati bahwa Amru bin Utbah tidak ada
pada tempatnya, hingga ia mencarinya.
Tak
lama kemudian, sang budak menemukan bahwa majikannya sedang melaksanakan shalat
di gunung sedangkan awan menaunginya. Dan suatu malam sang budak mendengar
suara auman singa, sehingga siapa saja yang ada di tempat itu berlarian, hanya
tinggal Amru bin Utbah yang sedang shalat.
Setelah
persitawa itu, sang budak dan lainnya pun bertanya kepada Amru bin Utbah,
”Apakah Anda tidak takut singa?” Maka Amru pun menjawab, ”Sesungguhnya aku
benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada selain Dia”.
(Shifat Ash Shafwah, 3/70)
Imam Al Bukhari
Imam
Al Bukhari suatu saat melaksanakan shalat dhuhur bersama para sahabatnya.
Setelah selesai, ulama besar ini melaksanakan shalat sunnah. Setelah usai
melaksanakan shalat sunnah Imam Al Bukhari mengangkat ujung gamisnya dan
bertanya kepada para sahabatnya,”Apakah kalian melihat ada sesuatu di balik
gamis?”
Ternyata
dibalik kainnya didapati seekor lebah, dan terlihat bekas sengatan di kulit
Imam Al Bukhari sebanyak 16 atau 17 sengatan. Di itu menyebabkan bengkak di
badan.
Seorang
dari sahabat Imam Al Bukhari pun menyampaikan,”Mengapa engkau tidak membatalkan
shalat sejak awal disengat?”
Imam
Al Bukhari pun menjawab,”Aku sedang membaca surat, dan aku menginginkan untuk
menyempurnakannya!” (Siyar A’lam An Nubala, 12/442)
Sumber: http://www.hidayatullah.com