بِسْــــــمِ
اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Sebagaimana
orang islam Haram hukumnya mendatangi dukun, tukang ramal, tukang sihir,
menganggap sesuatu penyebab kesialan, dan memakai jimat.
Hadits-hadits
Nabi SAW :
Mendatangi
Dukun
عَنْ
اَبِي هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ.
قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا هُنَّ؟ قَالَ: الشّرْكُ بِاللهِ وَ السّحْرُ
وَ قَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ اللهُ اِلاَّ بِاْلحَقّ وَ اَكْلُ الرّبَا وَ
اَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَ التَّوَلّى يَوْمَ الزَّحْفِ وَ قَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ
اْلمُؤْمِنَاتِ اْلغَافِلاَتِ. البخارى 8: 33
Dari
Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Jauhilah tujuh perkara
yang membinasakan!". Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa tujuh
perkara itu?". Beliau bersabda, "1. Syirik kepada Allah, 2. sihir, 3.
membunuh jiwa yang Allah mengharamkannya kecuali dengan haq, 4. makan riba, 5.
makan harta anak yatim, 6. lari dari peperangan (sebagai pengecut), dan 7.
menuduh wanita mu’minah yang baik-baik berbuat zina". [HR. Bukhari juz 8,
hal. 33].
عَنْ
صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ اَزْوَاجِ النَّبِيّ ص عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ اَتَى عَرَّافًا
فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةُ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً. مسلم
4: 1751
ari
Shafiyah dari sebagian isteri Nabi SAW dari Nabi SAW, beliau bersabda,
"Barangsiapa yang datang kepada dukun (tukang ramal), lalu menanyakan
sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh
malam". [HR. Muslim juz 4, hal. 1751]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ قَالَ: مَنْ اَتَى عَرَّافًا اَوْ كَاهِنًا فَسَأَلَهُ يُؤْمِنُ بِمَا
يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. الطبرانى فى الكبير 10:
76، رقم:
10005
Dari
‘Abdullah (bin Mas'ud), ia berkata, "Barangsiapa yang datang kepada tukang
ramal, atau dukun menanyakan sesuatu kepadanya dan percaya kepada apa yang
dikatakannya, maka sungguh dia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW". [HR. Thabrani dalam Al-Kabir juz 10, hal. 76, no.
10005]
عَنْ
وَائِلَةَ بْنِ اْلاَسْقَعِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ اَتَى
كَاهِنًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ حُجِبَتْ عَنْهُ التَّوْبَةُ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً،
فَاِنْ صَدَّقَهُ بِمَا قَالَ كَفَرَ. الطبرانى فى المعجم الكبير 22: 69، رقم: 169
Dari
Wailah bin Asqa', ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa datang kepada dukun menanyakan sesuatu kepadanya, maka
tertutup taubat darinya selama empat puluh malam, dan jika ia mempercayai
perkataan dukun itu, ia kafir". [HR. Thabrani dalam Al-Mu’jamulKabir juz
22, hal. 69, no. 169, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Sulaiman
bin Ahmad Al-Wasithiy, ia matruk]
عَنْ
قَطَنِ بْنِ قَبِيْصَةَ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:
اْلعِيَافَةُ وَ الطّيَرَةُ وَ الطَّرْقُ مِنَ اْلجِبْتِ. ابو داود 4: 16، رقم:
3907
Dari
Qathan bin Qabishah dari ayahnya, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, "Ramalan dengan tulisan, ramalan dengan burung dan ramalan
dengan lemparan kerikil termasuk syirik (menyekutukan Allah)". [HR. Abu
Dawud juz 4, hal. 16, no. 3907].
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنِ اقْتَبَسَ عِلْمًا مِنَ النُّجُوْمِ
اقْتَبَسَ شُعْبَةً مِنَ السّحْرِ زَادَ مَا زَادَ. ابو داود 4: 16، رقم: 3905
Dari
Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang
mempelajari ilmu ramalan bintang berarti dia mempelajari satu cabang dari
sihir, dan bertambah dosa apabila dia bertambah dalam mempelajarinya".
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 16, no. 3905]
عَنْ
مُعَاوِيَةَ بْنِ اْلحَكَمِ السُّلَمِيّ قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اُمُوْرًا
كُنَّا نَصْنَعُهَا فِى اْلجَاهِلِيَّةِ. كُنَّا نَأْتِى اْلكُهَّانَ، قَالَ: فَلاَ
تَأْتُوا اْلكُهَّانَ. قَالَ، قُلْتُ: كُنَّا نَتَطَيَّرُ. قَالَ: ذَاكَ شَىْءٌ يَجِدُهُ
اَحَدُكُمْ فِى نَفْسِهِ، فَلاَ يَصُدَّنَّكُمْ. مسلم 4: 1748
Dari
Mu'awiyah bin Hakam As-Sulamiy, ia berkata : Aku berkata, "Ya Rasulullah,
ada beberapa hal yang biasa kami lakukan pada masa jahiliyah dahulu, yaitu kami
biasa datang kepada dukun". Rasulullah SAW bersabda, "Jangan lagi
kamu datang kepada dukun". (Mu'awiyah) berkata : Aku berkata, "Kami
juga percaya pada tanda-tanda kesialan". Rasulullah SAW bersabda,
"Itu sesuatu yang tidak disukai oleh seseorang diantara kalian, maka hal
itu jangan sampai menghalangi (mengganggu) kamu sekalian". [HR. Muslim juz
4, hal. 1748]
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اْلكُهَّانَ كَانُوْا يُحَدّثُوْنَنَا
بِالشَّىْءِ فَنَجِدُهُ حَقًّا. قَالَ: تِلْكَ اْلكَلِمَةُ اْلحَقُّ يَخْطَفُهَا اْلجِنّيُّ
فَيَقْذِفُهَا فِى اُذُنِ وَلِيّهِ. وَ يَزِيْدُ فِيْهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ. مسلم
4: 1750
Dari
Aisyah, ia berkata, aku berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya para dukun
pernah menceritakan kepada kami tentang sesuatu dan kami dapati bahwa yang
mereka ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda,
"Kalimat yang benar itu memang sengaja disambar dengan cepat oleh jin lalu
dilemparkan ke telinga walinya (dukun), tetapi ia sudah menambah dengan seratus
kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750]
عَنْ
عَائِشَةَ رض قَالَتْ: سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص نَاسٌ عَنِ الْكُهَّانِ، فَقَالَ: لَيْسَ
بِشَيْءٍ. فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنَّهُمْ يُحَدّثُوْنَا، اَحْيَانًا بِشَيْءٍ
فَيَكُوْنُ حَقًّا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تِلْكَ الْكَلِمَةُ مِنْ اْلحَقّ يَخْطَفُهَا
مِنْ اْلجِنّيّ فَيُقِرُّهَا فِي اُذُنِ وَلِيّهِ فَيَخْلِطُوْنَ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ.
البخارى 7: 28
Dari
'Aisyah RA, ia berkata; beberapa orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
dukun, lalu beliau menjawab: ""Mereka (para dukun) tidak bisa
apa-apa”. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah! Terkadang apa yang mereka
ceritakan itu benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Itu perkataan
yang benar yang dicuri oleh jin, lalu ia memperdengarkannya di telinga walinya
(dukun), lalu mereka mencampur dengan seratus kebohongan”. [HR. Bukhari juz 7,
hal. 28]
قَالَتْ
عَائِشَةُ: يَسْأَلُ اُنَاسٌ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلكُهَّانِ، فَقَالَ لَهُمْ رَسُوْلُ
اللهِ ص: لَيْسُوْا بِشَىْءٍ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَاِنَّهُمْ يُحَدّثُوْنَ
اَحْيَانًا الشَّىْءَ يَكُوْنُ حَقًّا. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: تِلْكَ الْكَلِمَةُ
مِنَ اْلجِنّ يَخْطَفُهَا اْلجِنّيُّ. فَيَقُرُّهَا فِى اُذُنِ وَلِيّهِ قَرَّ الدَّجَاجَةَ،
فَيَخْلِطُوْنَ فِيْهَا اَكْثَرَ مِنْ مِائَةِ كَذْبَةٍ. مسلم 4: 1750
'Aisyah
berkata : Orang-orang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dukun. Maka
Rasulullah SAW bersabda kepada mereka, "Mereka tidak bisa apa-apa".
Orang-orang menyahut, "Tetapi mereka itu kadang-kadang menceritakan
sesuatu yang benar-benar terjadi". Rasulullah SAW bersabda, "Kalimat
itu adalah dari Jin yang ia menyambarnya lalu diperdengarkan ke telinga
pembantunya (dukun) seperti suara ayam lalu mereka mencampurinya dengan lebih
dari seratus kebohongan". [HR. Muslim juz 4, hal. 1750].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً ثُمَّ نَفَثَ
فِيْهَا فَقَدْ سَحَرَ، وَ مَنْ سَحَرَ فَقَدْ اَشْرَكَ، وَ مَنْ تَعَلَّقَ شَيئًا
وُكِلَ اِلَيْهِ. النسائى 7: 112
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang
membuat ikatan buhul kemudian meniupnya, maka sungguh ia telah berbuat sihir.
Dan barangsiapa berbuat sihir, sungguh ia telah mensekutukan Allah. Dan
barangsiapa yang menggantungkan jimat, maka ia diserahkan kepada jimat itu
(Allah tidak akan menolongnya). [HR. Nasai juz 7, hal. 112]
عَنْ
عِيْسَى وَ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ اَبِي لَيْلَى قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى
عَبْدِ اللهِ بْنِ عُكَيْمٍ اَبِي مَعْبَدِ الْجُهَنِيّ اَعُوْدُهُ وَ بِهِ حُمْرَةٌ
فَقُلْنَا اَلاَ تُعَلّقُ شَيْئًا؟ قَالَ: اْلمَوْتُ اَقْرَبُ مِنْ ذلِكَ. قَالَ النَّبِيُّ
ص: مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ اِلَيْهِ. الترمذى 3: 272، رقم: 2152
Dari
‘Isa, yaitu bin Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata : Suatu ketika aku menjenguk
Abdullah bin ‘Ukaim Abu Ma'bad Al-Juhani dan wajah dan badannya kemerahan
karena sakit, lantas kami pun berkata, "Apakah engkau tidak menggantungkan
sesuatu (di lehermu untuk menyembuhkanmu)?”. Ia menjawab, "Kematian lebih
dekat dari itu”. Nabi SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang
menggantungkan sesuatu (jimat di badannya), maka ia akan diserahkan kepada
jimat itu”. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 272, no. 2152]
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص رَاَى فِى يَدِ رَجُلٍ حَلَقَةً فَقَالَ:
مَا هذَا؟ قَالَ: مِنَ اْلوَاهِنَةِ. قَالَ: مَا تَزِيْدُكَ اِلاَّ وَهْنًا، اِنْبِذْهَا
عَنْكَ، فَاِنَّكَ اِنْ تَمُتْ وَ هِيَ عَلَيْكَ وُكِلْتَ عَلَيْهَا. ابن حبان 13:
449، رقم: 6085
Dari
'Imran bin Hushain bahwasanya Nabi SAW melihat seorang laki-laki memakai gelang
jimat, maka Nabi SAW bertanya, "Apa ini?". Orang tersebut menjawab,
"Ini adalah jimat". Nabi SAW bersabda, "Itu tidak menambah
kepadamu kecuali beban berat. Buang saja jimat itu. Karena sesungguhnya jika
kamu mati masih memakai jimat, maka kamu akan diserahkan kepadanya (Allah tidak
akan menolongmu)". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 449, no. 6985, dla’if
karena dalam sanadnya ada perawi bernama Mubarak bin Fudlalah, ia mudallis]
عَنْ
مِشْرَحَ بْنِ هَاعَانَ اَنَّهُ سَمِعَ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ
اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ عَلَّقَ تَمِيْمَةً فَلاَ اَتَمَّ اللهُ لَهُ. وَ مَنْ عَلَّقَ
وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللهُ لَهُ. ابن حبان 13: 450، 6086
Dari
Misyrah bin Ha'an bahwasanya dia mendengar 'Uqbah bin 'Amir berkata : Aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memakai jimat, maka
Allah tidak akan menyempurnakannya, barangsiapa yang memakai rumah siput, maka
Allah tidak akan memberi ketenangan padanya". [HR. Ibnu Hibban juz 13,
hal. 450, no. 6086]
عَنْ
يَحْيَ بْنِ جَزَارٍ قَالَ: دَخَلَ عَبْدُ اللهِ عَلَى امْرَأَةٍ وَ فِى عُنُقِهَا
شَىْءٌ مُعَوَّذٌ فَجَذَبَهُ فَقَطَعَهُ. ثُمَّ قَالَ: لَقَدْ اَصْبَحَ الُ عَبْدِ
اللهِ اَغْنِيَاءَ اَنْ يُشْرِكُوْا بِاللهِ مَا لَمْ يُنَزّلْ بِهِ سُلْطَانًا. ثُمَّ
قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ الرُّقَى وَ التَّمَائِمَ وَ التّوَلَةَ
شِرْكٌ. قَالُوْا: يَا اَبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ، هذِهِ الرُّقَى وَ التَّمَائِمُ قَدْ
عَرَفْنَاهَا فَمَا التّوَلَةُ؟ قَالَ: شَىْءٌ يَصْنَعُهُ النّسَاءُ يَتَحَبَّبْنَ
اِلَى اَزْوَاجِهِنَّ. ابن حبان 13: 456، رقم: 6090
Dari
Yahya bin Jazar ia berkata, 'Abdullah (bin Mas’ud) mendatangi seorang wanita
yang memakai kalung jimat di lehernya, lalu ia menariknya dan memutusnya,
kemudian berkata, "Sungguh keluarga 'Abdullah tidak memerlukan sesuatu
dengan menyekutukan Allah yang Allah tidak menurunkan hujjahnya". Kemudian
ia bekata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya ruqa
(mantra-mantra), tamaim (jimat-jimat) dan tiwalah itu termasuk syirik".
Orang-orang bertanya, "Hai Abu 'Abdurrahman, kalau ruqa dan tamaim kami
telah mengetahuinya, lalu apa tiwalah itu?". 'Abdullah berkata,
"Tiwalah yaitu sesuatu yang dipakai oleh para wanita agar disayang
suaminya". [HR. Ibnu Hibban juz 13, hal. 456, no. 6090, hadits ini
munqathi’, karena Yahya bin Jazar tidak bertemu ‘Abdullah bin Mas’ud].
عَنْ
عَبْدِ اللهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ الرُّقَى وَ التَّمَائِمَ
وَ التّوَلَةَ شِرْكٌ. ابو داود 4: 9، رقم: 3883
Dari
Abdullah ia berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan tiwalah adalah termasuk
syirik”.[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 9, no. 3883, dla’if karena dalam sanadnya
ada perawi yang tidak disebutkan namanya]
عَنْ
زَيْنَبَ امْرَأَةِ عَبْدِ اللهِ اَنَّهَا اَصَابَهَا حُمْرَةٌ فِي وَجْهِهَا فَدَخَلَتْ
عَلَيْهَا عَجُوْزٌ فَرَقَتْهَا فِي خَيْطٍ فَعَلَّقَتْهُ عَلَيْهَا، فَدَخَلَ ابْنُ
مَسْعُوْدٍ رَض فَرَآهُ عَلَيْهَا فَقَالَ: مَا هذَا ؟ فَقَالَتْ: اِسْتَرْقَيْتُ مِنَ
اْلحُمْرَةِ فَمَدَّ يَدَهُ فَقَطَعَهَا ثُمَّ قَالَ: اِنَّ آلَ عَبْدِ اللهِ َلاَغْنِيَاءُ
عَنِ الشّرْكِ. قَالَتْ ثُمَّ قَالَ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص حَدَّثَنَا اِنَّ الرُّقَى
وَ التَّمَائِمَ وَ التّوَلَةَ شِرْكٌ. قَالَ فَقُلْتُ: مَا التّوَلَةُ؟ قَالَ: اَلتّوَلَةُ
هُوَ الَّذِي يُهًيّجُ الرّجَالَ.الحاكم فى المستدرك 4: 463، رقم: 8290
Dari
Zainab istri ‘Abdullah (bin Mas’ud), bahwasanya ia terkena penyakit
kemerah-merahan pada wajahnya. Lalu ada seorang wanita datang kepadanya dan
memberinya mantra-mantra, lalu dia mengalungkannya pada lehernya.
Kemudian
Ibnu Mas’ud RA datang, dan melihat kalung itu di lehernya, lalu bertanya, “Apa
ini?”. Istrinya menjawab, “Aku minta mantra-mantra untuk menghilangkan
penyakitku”. Maka ‘Abdullah bin Mas’ud lalu mengulurkan tangannya mengambil
kalung itu dan memutusnya. Kemudian ia berkata, “Sesungguhnya keluarga
‘Abdullah tidak memerlukan sesuatu yang mengandung syirik”.
(Zainab)
berkata : Kemudian (Ibnu Mas’ud) berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda
kepada kami, “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan tiwalah adalah
syirik”. Perawi berkata, “Lalu
aku bertanya, “Apa tiwalah itu?”. Ia menjawab, “Tiwalah adalah sesuatu yang
membuat orang laki-laki tertarik”. [HR. Hakim dalam Mustadrak juz 4, hal. 463,
no. 8290]
Keterangan :
Hadits
ini dan dua hadits di atasnya saling menguatkan, sehingga hadits tersebut
menjadi kuat.
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ
اَوْ تُطُيّرَ لَهُ، اَوْ تَكَهَّنَ اَوْ تُكُهّنَ لَهُ، اَوْ سَحَرَ اَوُ سُحّرَ لَهُ،
وَ مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً اَوْ قَالَ مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً وَ مَنْ اَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ
بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ص. البزار 9: 52، رقم:
3578
Dari
'Imran bin Hushain RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Tidak
termasuk golongan kami orang yang percaya tanda-tanda kesialan atau datang
bertanya kepada orang yang mempercayai tanda-tanda kesialan, atau orang yang
melakukan pedukunan atau orang yang datang berdukun, atau orang yang melakukan
sihir atau orang yang datang meminta tolong kepada tukang sihir, dan orang yang
membuat ikatan buhul atau ia berkata : Barangsiapa membuat ikatan buhul, dan
barangsiapa yang datang kepada dukun dan membenarkan apa yang dikatakan dukun
itu, maka sungguh ia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW". [HR. Al-Bazzar juz 9, hal. 52, no. 3578].
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثٌ مَنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ وَاحِدَةٌ
مِنْهُنَّ، فَاِنَّ اللهَ يَغْفِرُ لَهُ مَا سِوَى ذلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ مَنْ مَاتَ
لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا، وَ لَمْ يَكُنْ سَاحِرًا يَتْبَعُ السَّحَرَةَ، وَ لَمْ
يَحْقِدْ عَلَى اَخِيْهِ. الطبرانى فى الكبير 12: 188، رقم: 13004
Dari
Ibnu 'Abbas, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga perkara
barangsiapa tidak ada padanya satupun dari tiga perkara tersebut, maka Allah
akan mengampuni dosa-dosanya yang lain bagi siapa yang Allah kehendaki. 1.
Barangsiapa mati dalam keadaan tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu, 2.
Seseorang yang tidak melakukan sihir dengan mengikuti tukang-tukang sihir, dan
3. Orang yang tidak mempunyai dendam kepada saudaranya". [HR. Thabrani di
dalam Al-Kabir juz 12, hal,. 188, no. 13004, dla’if karena dalam sanadnya ada
perawi bernama laits bin Abi Sulaim].
Dari
hadits-hadits diatas menunjukkan bahwa sihir, dukun, tukang ramal, percaya
hantu, jimat, mantra-mantra dan kepercayaan-kepercayan syirik lainnya adalah
dilarang agama. Sedangkan dukun atau tukang ramal itu mengaku mengetahui yang
ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang. Mereka itu hanyalah
membuat kebohongan belaka. Padahal tidak ada yang mengetahui yang ghaib kecuali
Allah SWT semata, sebagaimana firman-Nya :
وَ
عِنْدَه مَفَاتِحُ اْلغَيِبِ لاَ يَعْلَمُهَآ اِلاَّ هُوَ، وَ يَعْلَمُ مَا فِى اْلبَرّ
وَ اْلبَحْرِ، وَ مَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلاَّ يَعْلَمُهَا وَ لاَ حَبَّةٍ فِيْ
ظُلُمتِ اْلاَرْضِ وَ لاَ رَطْبٍ وَّ لاَ يَابِسٍ اِلاَّ فِيْ كِتبٍ مُّبِيْنٍ. الانعام:59
Dan
pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib. Tak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan
tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak
jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudh). [QS.
Al-An'aam : 59]
قُلْ
لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِى السّموتِ وَ اْلاَرْضِ الْغَيْبَ اِلاَّ اللهُ، وَ مَا يَشْعُرُوْنَ
اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ. النمل:65
Katakanlah,
"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang
ghaib kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan
dibangkitkan. [QS. An-Naml : 65]
اِنَّ
اللهَ عِنْدَه عِلْمُ السَّاعَةِ، وَ يُنَزّلُ اْلغَيْثَ وَ يَعْلَمُ مَا فِى اْلاَرْحَامِ،
وَ مَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّا ذَا تَكْسِبُ غَدًا، وَ مَا تَدْرِيْ نَفْسٌ بِاَيّ اَرْضٍ
تَمُوْتُ، اِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ. لقمان:34
Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [QS. Luqman : 34]
Semoga
bermanfaat
Sumber:
https://salampathokan.blogspot.co.id