Kesejukan
Ramadan 2016 (1437 Hijriah) bakal lebih terasa di Indonesia. Dua organisasi
keagamaan besar, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, memprediksi awal Ramadan
tahun ini sama-sama mulai Senin (6/6).
Akhir
Ramadan maupun 1 Syawal diperkirakan sama alias tidak ada perbedaan. Puasa
ramadan tahun ini akan berlangsung genap 30 hari.
Pimpinan
Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan puasa Ramadan 1437 Hijriah mulai awal pekan
kedua Juni nanti. Penetapan berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal oleh
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
“Insya-Allah
dengan melihat hasil hisab ini kemungkinan tidak akan ada perbedaan awal puasa
dan syawal di Indonesia,” tutur Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
sebagaimana dilansir surabayanews.com (Jawa Pos Grup), Minggu (15/5).
Haedar
turut mengimbau seluruh anggota Muhammadiyah mengikuti keputusan Majelis Tarjih
dan Tajdid PP Muhammadiyah yang diterbitkan 18 April lalu.
“Kepada
umat Islam, kami berharap memasuki Ramadhan dengan menjadikan sebagai momen
untuk beribadah dan memperbaiki diri,” lanjut tokoh dari Bandung itu.
Sementara
itu, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memperkirakan awal
ibadah puasa Ramadan tahun ini berpotensi sama.
“Irtifak
hilal (ketinggian rembulan pertanda awal kalender) pada Minggu, 5 Juni 2016,
berkisar 3-4 derajat,” terang Wakil Ketua PWNU Jatim Sholeh Hayat.
Irtifak
setinggi itu akan menyebabkan terjadi ijtimak (konjungsi). Yakni, pertemuan
rembulan dan matahari pagi antara pukul 08.45-09.15 WIB. Tanda-tanda itu
menjadi akhir bulan Syaban dalam kalender Hijriyah.
“Walaupun
ketinggian hilal sudah inkam rukyat (dapat dilihat) dan memenuhi syarat atau
kriteria rukyatul hilal (melihat hilal secara kasat mata), kami tetap akan
melaksanakan perintah syariat rukyatul hilal,'' sambung Sholeh. (peh/sep/jpg)