“
Awalnya , kayangan api tak seindah dan sebagus sekarang “ kata juru kunci
bercerita kepada cermat. Kayangan api memiliki keterkaitan sejarah dengan empu
Kriyo kusumo yang memiliki tiga keris dan satu tombak . Menurut legenda
setempat , seperti di katakan juru kunci , sebelum di pakai sebagai tempat wisata
ada kejadian aneh . di mana sang juru kunci sering di datanggi seseoarang yang
menyerupai kakek-kakek . kakek tersebut memberi wejangan , begini : “ Carilah
wujud batu semedi yang ku pakai untuk bersemedi . sekarang batu itu tergelincir
di bawah pohon , carilah , jika ketemu rawat dan perbaiki . Bukan upah yang
saya berikan , tetapi suatu ganjaran atau kukuh sebagai bekal hari tuamu , “
tutur kakek seperti di tuturkan juru kunci . Bagi dia kakek tersebut merupakan
penjelmaan dari eyang empu kriyo kusumo yang menampakan diri kepadanya . “
Mungkin inilah saatnya aku di suruh eyang untuk membuka jalan hidup saya .
Selama kehidupan saya sangat tidak menentu . Padahal anak saya masih
kecil-kecil , sementara ekonomi saya juga pas-pasan .
Saya
berjuang demi nasib anak . Pesan eyang tadi . Saya laksanakan , “ Kenang sang
juru kunci . Pesan itu ternyata benar-benar merubah nasibnya . Sedikit demi
sedikit , jalan hidupnya berubah . Kini sang juru kunci bisa hidup layak .
Lebih mengejutkan lagi , ia mendapat pangilan dari orang nomer satu di
bojonegoro . “ Saya di pangil pak Bupati , “ tuturnya kepada metro . Sejak
pemanggilan juru kunci , PEMKAB bojonegoro langsung turun gunung untuk
melakukan renovasi tempat wisata kayangan api . Sekarang bisa di lihat bangunan
untuk persinggahan wisata sangat teduh dan menyenangkan . Wisatawan yang datang
bukan hanya dalam negeri , dari luar negeripun sudah banyak yang menginjakan
kaki di kayangan api .
Mereka
bermaksud melihat pemandangan sekaligus melakukan penyembuhan denga mandi air (
kungkum / di kayangan api .) Sejarah Kayangan api tak lepas dari sejarah . Ada
banyak cerita yang bisa di ungkapakan kepada wartawan cermat . Salah satunya
yaitu cerita tentang tokoh dari kerajaan tuban . Menurut juru kunci, eyang
kriyo kusumo bersama reso kusumo yang berasal dari kerajaan tuban suka
melakukan pengembaraan . Sampai akirnya , tiba di kayangan api . keduanya masuk
ke kayangan api dari arah barat , dan waktu keluar juga menuju ke arah barat.
Kedua tokoh kerajaan tersebut mulai berfikir , kayangan api menyimpan kekuatan
gaib yang dahsyat . Sehingga sangat cocok untuk tempat bertapa . Tanpa berfikir
panjang lagi , eyang kriyo kusumo melakukan semedi . Tidak tangung- tangung ,
Bukan hanya bersemedi sehari Atau beberapa hari saja , tetapi ia melakukan
semedi selama lima tahun. “ Hasil semedi tersebut , eyang kriyo kusumo
mendapatkan liham dari allah untuk menjalankan perantauan ke irian , Kalimantan
lalu kembali ke kayangan api , eyang harus membawa batu sekuatnya dan tidak
memakai kendaraan apapun ,” cerita juru kunci kepada cermat. Menurut cerita
batu iti di bakar di atas api , batu tersebut akirnya meleleh , lalu di buat
pusaka berupa keris dan tombak , keris tersebut berbentuk luk telu , jangkung ,
blong tenggah sementara tombaknya bernama semar ndodok.
Selang
beberapa tahun kemudian , pusaka buatan eyang kriyo kusumo terkenal sampai
kemana-mana . kabar itu di dengar oleh raja majapahit I , brawijaya V dan patih
gajah mada . Akhirnya pusaka itu di boyong ke kerajaan tersebut dan eyang kriyo
kusumo di mintai bantuan untuk melakukan perluasan wilayah sampai ke irian jaya
, maluku ,sunda kecil , dan termasuk daerah-daerah lainya. Eyang kriyo kusumo ,
ketika berusia 29 tahun di pungut menantu oleh raja majapahit ia di jodohkan
dengan mbah nyaini dan minta hiburan ledek , sejak itulah mbah reso kusumo di
rubah namanya menjadi eyang kriyo kusumo . Eyang kriyo minta tiga gending di
antaranya Eling-eling ,wani- wani , gunung sari sebagai hiburan pertemuan ,Atas
keperkasaan eyang kriyo kusumo , raja memberikan gelar Supogati.
Setelah
tiga tahun pernikahan , eyang kriyo di karuniai anak di beri nama Retno sari .
Sang ayah membuatkan taman untuk retno sari , namun sayang sampai sekarang
tidak di temukan . tanda batu nisan di tempat pemakaman retno sari , Menurut
cerita pemakaman retno sari musnah begitu saja , tidak ada tanda-tanda di
makamkan dimana. Cerita hanya turun temurun dan ada di catatan sejarah. Air
Blekuthuk Sumber mata air di kayangan api terkesan panas , tapi jika di sentuh
terasa dingin. Baunya yang khas bau belerang memiliki khasiat yang baik untuk
menyembuhkan berbagai macam penyakit. “Banyak orang yang telah berendam ,serta
minum air kayangan api , Hebatnya sebagian orang yang bisa sembuh setelah
berendam atau minum air, kata juru kunci air blekuthuk.
Ada
hal yang aneh lagi , di ceritakan pernah ada ular bersisik tebal dan sangat
panjang ular tersebut masuk ke batang pohon , hingga musnah begitu saja ,
batang pohon tersebut memiliki ciri keanehan kulit pohon tersebut menyerupai
kulit ular dan bersisik tebal. Api kayangan semakin moncer kini berbagai
wisatawan dalam negeri dan asing berdatangan untuk melihat pesona kayangan api
. Sekarang kayangan api bukan milik bojonegoro saja tetapi telah menjadi milik
bangsa Indonesia yang harus di lestarika dan di jaga. selain mengeluarkan api
abadi yang terbesar se-asia tenggara, tempat wisata ini juga mengeluarkan
semburan api bercampur air yang sering disebut masyarakat sebagai ” air
blukuthuk”. tempat wisata ini berada di desa sendang harjo kecamatan ngasem
yang berada ditengah – tengah hutan jati dan terletak 15 kilometer selatan
kabupaten Bojonegoro Jawa timur. Menurut sejarah dari masyarakat
setempat,kayangan api merupakan petilasan seorang mpu pembuat keris pada jaman
kerajaan Mojopahit. Jalan menuju kayangan kata lain dari kayangan api merupakan
tempat pengasingan seorang mpu yang bernama KI Kriya Kusuma.
sebelum
mengasingkan diri mpu tersebut bernama mpu supagati. Dia adalah seorang mpu
pembuat keris yang terkenal dijaman Mojopahit. Ditempat pengasingannya inilah
ki kriya kusuma melakukan tapa sambil menekuni profesinya sebagai ahli pembuat
keris. Didalam pengasingannya, mpu supagati berhasil membuat sebuah keris yang
diberi nama “Dapur Jakung luk telu Blong pok Gonjo” Selain terdapat sumber api
abadi, disekitar lokasi tersebut juga terdapat semburan air bercampur lumpur
yang mengandung belerang. Namun semburan tersebut tidak membahayakan
masyarakat maupun daerah yang berada disekitar lokasi tersebut. Air blukutuk
ini dulunya untuk mencuci atau merendam keris yang dibuat Mpu Supagati” Kata
juru kunci khayangan api Pak Juli. Bahkan oleh masyarakat sekitar maupun
pengunjung lokasi wisata tersebut, air blukutuk tersebut dianggap membawa
berkah. Karena selain dapat mengobati penyakit juga dianggap dapat membawa
keberuntungan bagi mereka yang datang untuk meminta keberuntungan.
Selain
memintakesembuhan dari air blukuthuk, masyakarat yang datang kesini juga
melakukan tirakat dengan bertapa didekat lokasi api abadi, “ujar pak juli”.
Hingga saat ini lokasi wisata yang berada di tengah hutan jati ini masih banyak
meninggalkan misteri. karena selain mengeluarkan semburan api bercampur lumpur
yang tidak membahayakan, tempat tersebut diyakini juga oleh masyarakat setempat
dijaga oleh dua orang anak gadis ki kriya kusuma yang bernama Sri wulan dan
Siti Sundari. Sumber mata air di kayangan api terkesan panas , tapi jika di
sentuh terasa dingin. Baunya yang khas bau belerang memiliki khasiat yang baik
untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. “Banyak orang yang telah berendam
,serta minum air kayangan api , Hebatnya sebagian orang yang bisa sembuh
setelah berendam atau minum air, kata juru kunci air blekuthuk.ada hal yang
aneh lagi , di ceritakan pernah ada ular bersisik tebal dan sangat panjang ular
tersebut masuk ke batang pohon , hingga musnah begitu saja , batang pohon
tersebut memiliki ciri keanehan kulit pohon tersebut menyerupai kulit ular dan
bersisik tebal. Api kayangan semakin moncer kini berbagai wisatawan dalam
negeri dan asing berdatangan untuk melihat pesona kayangan api . Sekarang
kayangan api bukan milik bojonegoro saja tetapi telah menjadi milik bangsa
Indonesia yang harus di lestarikan dan di jaga.
Sumber:
http://addey-eydra.heck.in