Zakat
fitri, yaitu mengeluarkan makanan yang mengenyangkan (makanan pokok yang
berlaku) sebanyak satu s.a’ pada akhir bulan Ramadan sebelum hari raya Idul
Fitri apabila ada kelebihan bahan makanan pada saat itu dengan syarat dan
aturan tertentu.
Zakat
fitri dikenal juga dengan zakat fitrah.
Hal
ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis sebagai berikut. Artinya: Dari Ibnu Umar
r.a. berkata: ”Rasulullah saw.
telah
mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu gantang kurma, atau satu gantang sair,
atas budak dan orang merdeka laki-laki, perempuan, anak-anak, dan dewasa.
Rasulullah
saw. memerintahkan agar zakat fitrah itu ditunaikan sebelum pergi melakukan
salat Idul Fitri. (H.R. Bukha-ri
-
dan Muslim)
Besarnya
zakat fitri satu s.a’ atau seberat 2,176 gram atau 2,2 kg makanan pokok. Untuk
menjaga kehati-hatian, biasanya dibulatkan menjadi 2,5 kg.
Di
kalangan ulama ada yang berpendapat dibolehkan dengan membayarkan harganya dari
makanan pokok yang umumnya dimakan oleh masyarakat.
Zakat
fitri berlaku bagi seluruh umat Islam, baik laki-laki, perempuan, anak-anak,
dewasa, budak, dan orang merdeka.
Hikmah
dari kewajiban zakat fitri bagi muzaki adalah membersihkan diri dari hal-hal
yang dapat mengurangi nilai selama menjalankan puasa Ramadan.
Bagi
mustahik (penerima zakat), yaitu fakir miskin dapat merayakan hari raya Idul
Fitri dengan makanan yang dapat mereka nikmati.