Sistem
endokrin terdiri atas berbagai jenis kelenjar endokrin atau disebut juga
kelenjar buntu (ductless gland). Beberapa contoh kelenjar endokrin antara lain,
hipotalamus, hipofise, tiroid, paratiroid, pankreas, mukosa usus halus,
adrenal, ginjal, dan gonade.
Kelenjar
endokrin adalah kelenjar yang berfungsi mensintesis substansi kimia yang
langsung disekresikan ke dalam sirkulasi darah yang akan mempengaruhi kinerja
organ target yang disebut hormon.
Tahun
1902, Bayliss dan Starling pertama kali menemukan substansi yang berasal dari
cairan mukosa usus yang apabila disuntikkan secara intravena akan menyebabkan
sekresi getah pankreas meningkat.
Substansi
tersebut kemudian dikenal sebagai hormon secretin. Huxley (1935) menyatakan
bahwa peran hormon adalah sebagai molekul pembawa informasi. Berdasarkan cara
kerjanya dapat dibedakan menjadi hemokrin, parakrin, dan autokrin.
Hemokrin
jika hormon disekresikan ke sirkulasi darah kemudian mempengaruhi sel target di
tempat lain. Parakrin jika hormon diskeresikan kemudian mempengaruhi sel
tetangga di dekatnya. Autokrin jika hormon disekresikan kemudian mempengaruhi
sel itu sendiri.
Neuroendokrin
(neurohormon) adalah hormon yang dihasilkan oleh sel syaraf seperti
asetilkolin, norepinefrin (NE), serotonin yang disekresikan ke dalam sirkulasi
kemudian mempengaruhi organ lainnya. Neurotransmitter adalah neurohormon yang
bekerja pada sinapsis (antar sel).