Pituitaria
anterior tersusun atas sel kelenjar yang secara histologis dapat dibedakan menjadi
3 tipe sel yaitu sel alfa, beta (basofil), dan kromopob.
Fungsi
pituitaria dikontrol oleh releasing dan inhibiting factor dari hipotalamus.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh pituitaria anterior adalah:
1.
Somatotropin (STH), atau growth hormone (GH).
Somatotropin
berperan merangsang sintesis somatomedin oleh hati. Somatotropin memiliki
reseptor pada semua jaringan tubuh. Somatotropin berperan memacu pertumbuhan
semua organ tubuh sehingga dapat tumbuh secara proporsional.
Kelebihan
produksi somatotropin pada masa pertumbuhan (anak-anak), akan menimbulkan
pertumbuhan yang melebihi normal yang disebut tumbuh raksasa (gigantisme).
Apabila
kelebihan produksi somatotropin terjadi pada saat telah dewasa, maka akan
menyebabkan pertumbuhan menyamping dari tulang rangka yang disebut akromegali.
Sebaliknya,
kekurangan produksi somatotropin akan menyebabkan pertumbuhan terhambat atau
kekerdilan yang disebut dwarf. Sebagai contoh penderita dwarf adalah pemain
sirkus.
Oleh
karena, somatotropin tidak begitu penting untuk pertumbuhan syaraf, maka pada
penderita dwarf tidak mengalami retardasi mental.
2.
Thyroid stimulating hormone (TSH), atau thyrotrophic hormone.
TSH
berperan merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid (terletak di daerah
leher) untuk mensekresikan hormon tiroksin.
Sintesis
dan sekresi TSH diatur oleh TRH (dahulu dikenal sebagai TSH-RF, thyroid
stimulating hormone releasing factor) dari hipotalamus. Kadar tiroksin darah
akan memberikan umpan-balik negatif (negatif feedback) ke pituitaria dan
hipotalamus.
3.
Adrenocorticotrophic hormone (ACTH) berperan merangsang steroidogenesis di
dalam kortek adrenal.
4.
PRL (Prolaktin) berperan merangsang pertumbuhan kelenjar susu dan sintesis
pogesteron oleh korpus luteum pada beberapa spesies hewan. Sekresi PRL dihambat
oleh PIF (dahulu dikenal sebagai PRL-IF,
Prolactin Inhibting Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.
5.
Gonadotropin hormone (GnH) berperan mengontrol fungsi gonade (ovarium dan
testis).
Hormon gonadotropin
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH
(Luteinizing Hormone), dan PRL (Prolaktin).
1) Follicle
Stimulating Hormone (FSH). Pada wanita, FSH berperan merangsang perkembangan
follikel khususnya pada fase proliferasi yang ditandai dengan pertumbuhan
follikel.
Kelenjar
hipotalamus dan pituitaria primer menjadi follikel Graaf, sintesis estrogen,
dan pembentukan reseptor LH pada folikel ovarium.
Pada
laki-laki, FSH berperan merangsang testis untuk meningkatkan spermatogenesis.
Sekresi FSH dirangsang oleh GnRH (dahulu dikenal sebagai FSH-RF, Follicle
Stimulating Hormone-Releasing Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.
2)
LH.
Pada wanita, LH berperan merangsang ovulasi, perkembangan (diferensiasi) sel
granulosa menjadi sel luteal (koprus luteum), dan produksi progesteron.
Pada
laki-laki, LH berperan merangsang testis untuk mensintesis testosteron. Sekresi
LH dirangsang oleh GnRH (dahulu dikenal sebagai LH-RF, Luteinizing
Hormone-Releasing Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.