Sinapu
Online_ Memberikan Petunjuk kepada semua makhluk ke jalan yang lurus, sebagai
adanya targhib dan tarhib, untuk dapat melaksanakan syari’at Allah SWT. Sebagai
Jawaban terhadap pertanyaan dan juga penjelasan bagi mereka, seperti turunya
Al-Anfal 1, dan an-Nisa’ : 127
A. Proses Turunnya
Al-Qur’an
Allah
SWT menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul Muhammad SAW untuk memberi petujuk kepada
manusia. Turunya al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan
kedudukannya bagi penghuni langit dan penghuni bumi. Maka turunya Al-Qur’an
dengan dua tahapan, yaitu :
Al-Qur’an
turun pada malam lailatul qadar pada malam kemulyaan, merupakan pemberitahuan
Allah SWT kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malakat akan
kemulyaan umat Nabi Muhamad SAW.
Kedua :
Turunya
Al-Qur’an secara bertahap ( munajaman ), dengan tujuan menguatkan hati Rasul
SAW dan menghibur serta mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah
SWT menyempurnakan agama ini dan mencukupi nikmat-nikmat-Nya.
Perbedaan
turunnya Al-Qur’an secara sekaligus dan berangsur-angsur disebabkan karena
merujuk kepada dua kata anzala dan nazala dalam ayat surat al-Isra’ : 105.
وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ
وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَآأَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا * - الإسراء
: 105 -
Dan
Raghib al-Asfahani mengatakan : perbedaan dua kata tersebut, kata inzal dan
tanzil, Yaitubahwa kata tanzil ( التنزيل ) dimaksudkan berkenaan turunya
Al-Qur’an secara berangsur-angsur ( مفرّقا ),atau ( منجما )Sedangkan kata inzal
ditujukan berkenaan turunya al-qur’an secara sekaligus ( جملة ).
Dasar turunnya
Al-Qur’an sekaligus
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ * - الدخان : 3 –
“Sesumgguhmya
Kami menurunkan ( Al-Qur’an ) pada malam yang diberkahi dan sesungguhnya
Kamilah yang memberi peringatan “.( QS. Al-Dhukhan : 3 )
Firman Allah SWTSurat
Al-Baqarah : 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي
أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
* - البقرة : 185 –
“
Bulan Ramadhan bulan yang didalmnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan
yang bathil “ ( QS. Al-Basqarah : 185 ).
Firman
Allah SWT surat Al-Qadr : 1
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةِ الْقَدْرِ * – القدر : 1 –
“
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an pada malam kemulyaan “ ( QS.
Al-Qadr : 1 )
Hadits
Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata :
أنزل القرأنُ جملةً واحدة
ً إلى السمَاءِ الدنيا وكانَ بمواقعِ النجومِ وكان اللهُ يُنزله ُ على رسوله صلى الله
عليه وسلمّ بعضه فى إثر بعضٍ .
“Allah
menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara
berangsur-angsur.Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW bagian demi bagian
. “ ( HR. Al Hakim dan al-Baihaqi )
Dalam riwayat Ibnu
Abbas ra yang lain, beliau berkata :
أنزلَ القرأنُ فى ليلةِ القدرِ
فى شَهرى رمضان إلى السماء الدنيا جملةً واحدةً ثم أنزل نجوماً .
“Al-qur’an
diturunkan pada malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan ke langit dunia
sekaligus, lalu ia menurunkan secara berangsur-angsur “. ( HR. Al-Tabrani ).
Dasar
Turun nya Al-Qur’an berangsur-angsur
Firman Allah SWT surat
al-Isra’ : 106
وَقُرْءَانًا فَرَقْنَاهُ
لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا * – الإسراء
: 106_
“Dan
Al-Qur’an telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur, agar kamu membacanya
perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian-demi bagian . “ ( QS.
Al-Isra’ : 106 ).
Dan
Firman Allah SWT surat Al-Furqan : 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا
لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ
فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا * – الفرقان : 32 –
“Berkatalah
orang-orang kafir : “ mengapa Al-Qur’an tidak dirunkan kepadanya sekali turun
saja ? Demikian supaya Kami perkuat hatimu dengannya, dan Kami membacakannya
kelompk demi kelompok “. ( QS. Al-Furqon : 32 ).
Hikmah Turunnya Al-Qur’an
dengan beransur-angsur.
Pertama :
Menguatkan
dan meneguhkan hati Raulullah SAW, dalam rangka menyampaikan dakwahnya dalam
menghadapi celaan orang-orang musyrik. Sebagaimana Al-Qur’an Surat : Al-Furqan
: 32
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا
لَوْلاَ نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ
فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلاً * – الفرقان : 32 -
Artinya :
“Berkatalah orang-orang kafir:”Mengapa
al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah
supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil
(teratur dan benar). (QS.Al-Furqan / 25:32)
Kedua :
Mempermudah
hafalan dan pemahaman, karena Al-Qur’an diturunkan ditengah-tengah umat yang
ummi dan yang tidak pandai membaca dan menulis. Sebagaiman Allah SWT menegaskan
dalam Al-Qur’an suratAl-Qamar : 17.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ
لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ * - القمر : 22 –
Ketiga :
Sebagai
pendidikan terhadap umat islam, dengan turunnya Al-Qur’an dengan cara bertahap,
pelajaran dengan sabar dan hati-hati dalam menghadapi segala cobaan, dan
bertahap dalam memahami hukum islam.
Keempat :
Denga
cara ini, turunya ayat sesuai dengan peristiwa yang terjadi akan lebih berkesan
dihati, karena segala persoalan dapat ditanyakan langsung kepada Nabi SAW,
seperti yang terjadi, dan Al-Qur’an langsung menjawabnya, dalam persoalan istri
su’ad bin Rabi’ yang datang kepada Rasulullah.
Diriwayatkan
oleh Jabir bin Abdullah, berkata : “ telah datang seorang istri dari Su’ad bin
Rabi’ kepada Rasul SAW dan bersamanya dua orang anak perempuan, dan berkata : “
Ya Rasul ! kedua anak perempuan ini adalah putri dari Su’ad yang terbunuh dalam
perang Uhud, dan pamannya tidak memberikan hak keduanya.
Maka
bersabda Rasulullah SAW dalam persoalan tersebut dengan turunnya ayat, QS.
Al-Nisa’ : 11.
يوصِيكُمُ اللهُ فِي أَوْلاَدِكُمْ
لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ اْلأُنثَيَيْنِ فَإِن كُنَّ نِسَآءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ
ثُلُثَا مَاتَرَكَ وَإِن كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ وَلأَبَوَيْهِ لِكُلِّ
وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَانَ لَهُ وَلَدُُ فَإِن لَّمْ يَكُن
لَّهُ وَلَدُُ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلأُمِّهِ الثُّلُثُ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ
فَلأُمَّهِ السُّدُسُ مِن بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِى بِهَآأَوْدَيْنٍ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ
لاَتَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا فَرِيضَةً مِّنَ اللهِ إِنَّ اللهَ
كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا * - النساء : 11 –
Kelima :
Bukti
yang pasti ( mu’jizat ) bahwa Al-Qur’an adalah dari sisi Allah SWT Yang Maha
bijaksana dan Maha Terpuji. Ketika terjadi pengingkaran terhadap Al-Qur’an itu,
maka Allah untuk mendatangkan yang serupa dengannya, maka sekali lagi Allah
menegasakan tidak akan bisa sebagaimana Allah SWT berfirman : QS. Al-Isra’ :
88, QS. Hud : 13, QS. Al-Baqarah : 23.
قُل
لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ
لاَيَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا ) الإسراء : 88
)
أَمْ
يَقُوْلُوْنَ اْفتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوْا
مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ ) هود : 13 )
وَإِن
كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِن مِّثْلِهِ
وَادْعُوا شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ( البقرة : 23
)
Ayat yang pertama dan
terakhir diturunkan.
Pertama :
Berkata
As-Suyutti, tentang yang pertama turunnya Al-Qur’an sesuai dengan pendapat yang
shahih, yaitu firman Allah SWT surat al-Alaq: 1-5.
Kedua :
Yang
Terakhir Kali Ayat turun dari Al-Qur’an.
Perselisihan
yang terjadi dikalangan para ulama tentang ayat yang terakhir turun adalah
berdasarkan dalil yangmarfu’, sehingga menyebabkan terjadinya banyak
perselisihan pendapat. Dan pendapat yang rajih ( kuat ) tentang yang terakhir
turun dalam Al-Qur’an adalahsurat Al-Baqarah : 281.[i]
وَاتَّقُوا
يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ
وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ * - البقرة : 281 –
Cara turunnya wahyu (
al-Qur’an )
Pertama :
Datang
kepada Rasul SAW Malaikat seperti dencingan suara lonceng yang amat kuat, dari
musnad imam Ahmad, dari Abdullah bin Umar, aku bertanya kepada Rasul, Apakah
anda ya Rasul menyadari tetang turunnya wahyu ?, Rasul Menjawab : aku mendengar
suara dencingan lonceng, kemudian aku diam, tiba-tiba aku tidak sadarkan diri,
ternyata turunnya wahyu. Dan cara ini adalah cara yang terberat, dan dikatakan
demikian diantara turunnya ayat berkenaan tetang janji dan ancaman.
Kedua :
Malaikat
datang kepada Rasul bagaikan seorang laki-laki, dan menyampaikan wahyu,
demikian sebagaimana hadits shahih. Dan cara yang demikian adalah cara yang
lebih ringan dari cara yang pertama.
Karena cara ini, Malaikat
sebagaimana layaknya saudara saudara yang lain, dan berbicara baik secara sadar
seperti pada saat isra dan mi’raj, dan dalam keadaan tidur seperti hadits Muaz
bin Jaba.