Sinapuonline
- Kegiatan sosial dan prestasi membanggakan kelompok pesilat dari Persaudaraan
Setia Hati Terate (PSHT) ranting Mojogedang makin memupus citra negatifnya di
masyarakat.
Para
pesilat yang dulunya lekat predikat preman, kini didorong mendulang juara di
bidang olahraga dan pemberdayaan masyarakat.
Hal
itu terbukti dengan perolehan gelar juara seni beladiri campuran/mix martial
arts (MMA) yang diraih tiga pesilat PSHT Mojogedang yakni Aditya Aji, Dwi
Purwanto dan Alfian.
UPT
Dinas Pendidikan di Kecamatan Mojogedang juga mempersilakan para senior PSHT
melatih peserta didik dalam kegiatn ekstra kulikuler pencak silat.
Setiap
event thunan, pesilat juga diarahkan mengikuti rangkaian kegiatan sosial
seperti donor darah, membersihkan tempat ibadah maupun tampil di karnaval.
Ketua
PSHT ranting Mojogedang, Aris Maryono mengatakan, kiprah pesilat tidak lagi
diukur dari area taklukan melainkan respons masyarakat terhadap kelompok
tersebut.
Ia
tak memungkiri dulunya antar kelompok saling bersaing memperebutkan gengsi
dengan saling menakar kemampuan fisik dan kanuragan. Tak jarang, hal itu
melanggar norma hukum yang berlaku.
“Kita
hadir di masyarakat sebagai sukarelawan kebencanaan, agen pemberantasan narkoba
dan miras lewat kegiatan positif pencak silat dan sosialisasi kader, hingga
terlibat langsung saat bergotong-royong kebutuhan desa,” ujarnya kepada
KRjogja.com, Jumat (19/08/2016).
Saat
ini, warga pesilat PSHT Mojogedang mencapai 1.700 orang. Kelompok yang
terbentuk sejak 2006 ini akan mendata identitas anggotanya dalam rangka
pengawasan dan penataan. Prinsip utama menjaga persaudaraan antar warganya
dituangkan saling menghargai dan berempati. (krjogja/sri)