Shalat
Tarawih hukumnya sunah muakkadah (sunah yang sangat dianjurkan) bagi setiap
laki-laki dan wanita yang dilaksanakan pada tiap malam bulan Ramadhan.
Waktu shalat Tarawih
Waktu
pelaksanaan shalat Tarawih dimulai setelah shalat Isya, berakhir sampai terbit
fajar. Bagi yang belum melaksanakan shalat Isya, tidak diperkenankan melakukan
shalat Tarawih. Bahkan shalat Tarawihnya menjadi tidak sah. Sebagaimana
dijelaskan oleh Syaikh Yusuf Ibn Ibrahim al-Ardabiliy:
وَالتَّـرَاوِيْحُ عِشْرُوْنَ
رَكْـعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيْمَاتٍ , وَلَوْ صَـلَّى أَرْبَعًا بِتَسْلِيْمَةٍ أَوْ
قَبْلَ فَرْضِ الْعِشَاءِ بَطَلَتْ .
Artinya:
Shalat Tarawih dikerjakan 20 rakaat dengan 10 salam. Seandainya seseorang
shalat 4 rakaat dengan satu salam, atau ia shalat Tartawih sebelum shalat
fardhu Isya maka batal shalat Tarawihnya.
Tata
cara yang afdhal dalam shalat Tarawih adalah dikerjakan setelah melakukan
shalat fardu Isya dan Ba’diyah Isya. Lebih utama lagi apabila shalat Tarawih
dikerjakan di akhir malam.
Syaikh
Umar Ibn Muzhaffar Ibn Wardiy (W. 749 H) mengatakan dalam Nazhamnya terkenal
dengan sebutan Bahjah al-Hâwiy yang terdiri dari 5000 bait sebagai berikut:
كَذَا التَّرَاوِيْحُ وَحَيْثُ
يَفْصُلُ وَبَعْدَ نَفْلِ اللَّيْلِ فَهْوَ أَفْضَلُ
Artinya:
”Begitu juga (shalat yang disunahkan antara shalat Fardhu Isya sampai Fajar)
adalah shalat Tarawih sekira di fashalkan dan dilakukan setelah shalat sunah
malam (Tahajjud) itu lebih afdhal.”