Pada
zaman ini kita sering melihat banyak di antara kaum muslimin yang meremehkan
kewajiban yang agung ini.
Jika
kita lihat di bulan Ramadhan di jalan-jalan ataupun tempat-tempat umum, banyak
orang yang mengaku muslim tidak melakukan kewajiban ini atau sengaja
membatalkannya.
Mereka
malah terang-terangan makan dan minum di tengah-tengah saudara mereka yang
sedang berpuasa tanpa merasa berdosa sama sekali.
Padahal
mereka adalah orang-orang yang diwajibkan untuk berpuasa dan tidak punya
halangan sama sekali.
Mereka
adalah orang-orang yang bukan sedang bepergian jauh, bukan sedang berbaring di
tempat tidur karena sakit dan bukan pula orang yang sedang mendapatkan halangan
haidh atau nifas. Mereka semua adalah orang yang mampu untuk berpuasa.
Sebagai
peringatan bagi saudara-saudaraku ini yang masih saja enggan untuk menahan
lapar dan dahaga pada bulan yang diwajibkan puasa bagi mereka, kami bawakan
sebuah kisah dari sahabat Abu Umamah Al Bahili radhiyallahu ‘anhu.
Beliau
(Abu Umamah) menuturkan bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,”Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki,
lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal.
Keduanya
berkata,”Naiklah”. Lalu kukatakan,”Sesungguhnya aku tidak mampu.” Kemudian
keduanya berkata,”Kami akan memudahkanmu”. Maka aku pun menaikinya sehingga
ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang sangat keras.
Lalu aku bertanya,”Suara apa itu?”
Mereka menjawab,”Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.”
Kemudian
dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang
bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari
robekan itu mengalirlah darah.
Kemudian
aku (Abu Umamah) bertanya,”Siapakah mereka itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa)
sebelum tiba waktunya.” (HR. An Nasa’i dalam Al Kubra, sanadnya shahih. Lihat
Shifat Shaum Nabi, hal. 25).
Lihatlah
siksaan bagi orang yang membatalkan puasa dengan sengaja dalam hadits ini, maka
bagaimana lagi dengan orang yang enggan berpuasa sejak awal Ramadhan dan tidak
pernah berpuasa sama sekali. Renungkanlah hal ini, wahai saudaraku!!
Alhamdulillahilladzi
bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa
‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.