Manusia
acap kali merasakan kepedihan ujian hidup. Saat menghadapi ujian hidup itu,
hati terkadang tidak bersabar. Kemudian muncullah keluhan, umpatan, rasa marah,
bahkan menyalahkan Tuhan atas ujian yang dirasakan.
Dalam
batas wajar, keluh kesah diperbolehkan dalam Islam. Hal itu merupakan bagian dari
dinamika hidup. Akan tetapi, manakala keluh kesah itu melampaui batas hingga menyalahkan,
hal itu masuk dalam larangan Allah.
Allah
melarang seseorang berkeluh kesah berlebihan bukanlah untuk kepentingan Allah,
melainkan untuk kepentingan orang kacamata ketuhanan. Pandangan dan perasaan
kita sangat dipengaruhi oleh keadaan sekitar kita.
Pikiran
kita sangatlah mudah dimanipulasi oleh informasi yang kita terima dan hanya
dapat menjangkau sebatas yang kita ketahui.
H.usnuz.z.an
dalam ketaatan kepada Allah Swt. harus berada di depan perasaan dan pikiran
kita.
Artinya,
meskipun hati kita belum bisa merasakan kebenaran aturan Allah Swt. dan pikiran
kita melihat ada hal lain yang lebih baik menurut pendapat kita, sebagai muslim
tidak ada sikap yang akan kita ambil selain sami’na- wa at.a’na-, kami dengar
perintah- Mu ya Allah dan kami taat.
Apa
pun yang diturunkan Allah Swt. kepada kita pasti aturan terbaik untuk kita.
Pasti ada hikmah besar di balik semua aturan yang Dia turunkan untuk kita
meskipun keterbatasan pikiran dan perasaan kita belum bisa melihatnya.